Rabu, 23 April 2014

Book Review: For One More Day By Mitch Albom #15

For One More Day (Satu Hari Bersamamu)
Author : Mitch Albom
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Alih Bahasa : Olivia Gerungan.
ISBN : 978-979-22-3433-6
Tahun Terbit: 2008
Tebal : 248 Hal.
Genre(s) : Family
Rating : ★★★★


For One More Day adalah kisah tentang seorang ibu dan anak laki-lakinya, kasih - sayang abadi seorang ibu, dan pertanyaan berikut ini: Apa yang akan kau lakukan seandainya kau diberi satu hari lagi bersama orang yang kau sayangi, yang telah tiada?

  Ketika masih kecil, Charley Benetto diminta untuk memilih oleh ayahnya, hendak menjadi "anak mama atau anak papa, tapi tidak bisa dua-duanya." Maka dia memilih ayahnya, memujanya- Namun sang ayah pergi begitu saja ketika Charley menjelang remaja. Dan Charley dibesarkan olh ibunya, seorang diri, meski sering kali dia merasa malu dengan keadaan ibunya serta merindukan keluarga yang utuh.

Bertahun-tahun kemudian ketika hidupnya hancur oleh minuman keras dan penyesalan, Charley berniat bunuh diri. Tapi gagal. Dia justru dibawa kembali ke rumahnya yang lama dan menemukan hal yang mengejutkan . Ibunya yang meninggal delapan tahun silam masih tinggal di sana, dan menyambut kepulangannya seolah tak pernah terjadi apa-apa.


Ini pertama kalinya saya membaca karya Mitch Albom, Setelah baca review buku The Time Keeper saya langsung memasukkan buku - buku karangan nya ke dalam wish list saya. saya punya feeling bakal klop sama tulisannya meskipun awalnya belum pernah baca dan ternyata benar dugaan saya. Saya jatuh cinta dengan karyanya yang satu ini For One More Day dan dengan senang hati membaca karya-karya berikutnya jika ada yang mau meminjamkan atau jika ada rejeki lagi buat beli buku baru hihi<3
Bercerita tentang kisah Charley Benetto bersama Ibunya, Kehidupan masa kecilnya yang awalnya penuh kebahagiaan bersama Ibu, ayah dan adiknya yang tiba-tiba harus goncang ketika ibu dan ayahnya tiba-tiba bercerai. Tanpa alasan yang jelas, tanpa alasan yang benar – benar diketahui oleh Charley dan adiknya, Roberta.  Ia harus melalui kehidupannya bersama Ibu tanpa Ayah yang saat itu tiba-tiba pergi entah kemana. Charley akhirnya dibesarkan oleh ibunya seorang diri; dengan menanggung malu dengan keadaan ibunya yang telah menjadi janda ;pada saat itu karena di lingkungan rumah mereka orang - orang yang bercerai masih sedikit, jika ada ada suami atau istri yang bercerai maka dipandang sebelah mata oleh orang - orang, bahkan hal itu bisa berdampak kepada pekerjaan maupun kepada aktifitas sehari - hari yang dijalani oleh orang tersebut. hal itu juga terjadi kepada ibu Charley, Posey Benetto. ia dipecat dari rumah sakit tempatnya bekerja menjadi seorang perawat, kehilangan teman-temannya dan aktifitas seperti arisan, undangan ke pesta, tidak lagi ada karena tidak ada lagi orang-orang yang mengundangnya.

Di kampus aku mengambil kelas bahasa Latin, dan suatu hari kata “divorce”, cerai, dibahas di kelas. Aku selalu  mengira akar katanya dalam bahasa inggris berarti “divide”, membagi. Ternyata asal katanya datang dari “divertere”, artinya mengubah.

Aku percaya itu. Perceraian mengubahmu, membawamu pergi dari segala sesuatu yang kaupikir kau tahu dan segala sesuatu yang kaupikir kauinginkan, dan mengantarmu ke dalam berbagai macam hal lain, seperti diskusi tentang korset ibumu dan apakah dia seharusnya menikah lagi dengan orang lain."

Bisa dibilang kehidupan Ibu Charley setelah bercerai sangat susah apalagi ketika Charley sudah mulai beranjak dewasa dan mulai masuk kuliah. Ibunya menaruh harapan besar pada Charley ketika masuk kuliah, ia dengan tulus menunjukkan rasa dukungan serta semangat nya yang sangat membara karena Charley akan masuk perguruan tinggi yang tidak pernah dijalaninya sewaktu muda dulu. tapi hal itu berubah ketika charley tak sengaja bertemu dengan ayahnya ia lalu berhenti kuliah dan melanjutkan karir menjadi pemain baseball sesuai keinginan ayahnya. menjadi seperti yang ayahnya inginkan.Tapi sebenarnya hal itu akan menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan ketika kedua kalinya ia menerima permintaan ayahnya di suatu hari saat ulang tahun ibunya, ia berbohong, pergi bermain baseball sesuai perintah ayahnya sementara yang tidak ia ketahui ibunya sedang menghembuskan nafas terakhir di tempat lain. 


“Hitunglah jam-jam yang seharusnya bisa kauhabiskan bersama ibumu. Rentangannya sepanjang masa hidup itu sendiri”

Jujur, i read the whole book in one-sitting saking serunya dan gak bisa berhenti sampai halaman terakhir, hati terasa diremas-emas sedih terutama pas baca bagian - bagian "Saat-saat Ketika Ibu membelaku" dan "Saat-saat aku tidak membela ibu" yang tersebar di sepanjang cerita. novel ini juga mengajarkan kita kalo perceraian atau pertengkaran di dalam keluarga mau tidak mau akan memberi efek yang tidak baik untuk anak-anak dan hal itu sangat berdampak kepada pribadi si anak seperti ke dalam pribadi Charley Benetto.

“Aku banyak berpikir tentang malam itu, aku percaya ibuku menyelamatkan nyawaku. Aku juga percaya bahwa orang tua, kalau mereka menyayangimu, akanmengendongmu supaya aman, jauh diatas arus permasalahan mereka, dan terkadang itu berarti kau takkan pernah tahu apa yang mereka alami, dan kau bisa saja memperlakukan mereka dengan buruk, dengan cara-cara yang tak mungkin kaulakukan seandainya kau tahu.”

Novel ini membuat saya terharu sekaligus membuat kita merenungi kembali apakah perlakuan kita kepada ibu sudah menyenangkan hatinya kah? atau sudahkan kita menghabiskan sebanyak-banyak waktu untuk ibu kita? karena kebanyakan anak semakin dia beranjak dewasa maka hal - hal yang dia ingin lakukan bersama kedua orang tuanya, ibu atau ayahnya semakin lama semakin berkurang, kebanyakan anak akan berfikir dia sudah mandiri sehingga sudah tidak lagi memerlukan bantuan atau advice dari ibunya :')

“Tapi aku memercayai satu hal ini sampai ke kedalaman jiwaku: Ibuku, di suatu tempat antara dunia dan dunia berikutnya, memberikan satu hari lagi hari yang teramat sangat kuinginkan , dan dia mengatakan padaku semua hal yang sudah kukatakan padamu. Dan kalau ibuku yang bilang aku percaya saja.”

“Aku melihat dari ekspresi wajahnya gumpalan perhatian yang sama dan tak berubah seperti dulu. Dan aku sadar setiap kali kau memandang ibumu, kau sedang menatap kasih sayang paling murni yang pernah kaukenal.”

Overall, 5 bintang di langit yang terhingga buat tante Posey Benetto dan seluruh ibu di dunia :*

source: here
aia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar