Kamis, 17 April 2014

Book Review: Frakenstein By Mary Shelley #14

 


Penulis: Mary Shelley
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa: Anton Adiwiyoto
Cetakan Keempat, November 2012
Genre(s): Horror, Fiction, Sci-Fi, Thriller, Gothic
Rating: ★★★★
Dokter Victor Frankenstein ingin menciptakan makhluk sempurna dengan menggabungkan ilmu pengetahuan dan ilmu gaib. Dari sisa-sisa tubuh orang mati, ia membuat makhluk raksasa dengan kekuatan luar biasa... dan menghidupkannya. Tetapi ketika makhluk itu membuka mata, Frankenstein melarikan diri dengan rasa takut yang amat sangat.

Makhluk itu pun keluar ke dunia ramai, berusaha mencari teman dan cinta, namun yang diperolehnya justru kebencian dan ketakutan. maka ia pun bersumpah akan membalas dendam pada sang pencipta yang telah memberikan napas hidup baginya. Dengan kekuatannya yang luar biasa, ia berkelana hingga ke ujung dunia...untuk menghancurkan semua orang yang dicintai Frankenstein.



  Bercerita tentang kisah Victor Frankenstein pemuda Jenewa yang tergila – gila akan ilmu pengetahuan alam, fisika dan rahasia alam. Ia hidup dengan damai dan penuh rasa syukur dikelilingi orang – orang yang disayanginya Elizabeth Lavensa, gadis cantik, baik hati dan ceria yang diambil orangtuanya sejak masih bayi dan telah hidup bersama-sama sejak kecil, Temannya, Clerval dan juga Ayah serta adik-adiknya. Karena kecintaan nya pula terhadap ilmu pengetahuan alam setelah berumur 17 tahun ia melanjutkan pendidikanya  ke perguruan tinggi di Ingolstadt dan mengambil jurusan pada bidang yang diminatinya.
Setelah masuk  perguruan tinggi ia tetap terus belajar, membaca buku – buku dan memperdalam ilmu pengetahuanya, Frankenstein sangat terpengaruh oleh para ahli ilmu pengetahuan yang menyelidiki sarana untuk mencapai kekuatan dan kekebalan dari kematian. apalagi setelah ia bertemu dengan M Waldman salah satu professor yang juga selalu memberi dukungan kepada Frankenstein dalam kemajuan ilmu  pengetahuannya. Ia meminjamkan mesin serta semua buku – buku yang diperlukan Frankenstein. Singkat kata, M Waldman termasuk ke dalam orang – orang yang mempunyai peranan besar dalam kemajuan Frakenstein di dalam penemuannya ini. Frankenstein dengan semangat yang membara – bara dan juga rasa keingintahuannya yang tak bisa terelakkan lagi. Ia ingin melakukan suatu eksperimen yang tidak biasa, kalau bisa dibilang segala cara yang dikerjakan Frankenstein bisa membuat kita bergidik ngeri sekaligus jijik saat membacanya. Penemuan yang dengan kerja keras dan pengorbanan yang luar biasa hebat yang kemudian akan menjadi bumerang bagi Frakenstein sendiri.  Ia kehilangan satu – persatu keluarga dan sahabat yang dicintainya karena  tidak menuruti satu keinginan  yang diminta oleh makhluk ciptaannya, sementara makhluk ciptaan hidup dengan kewaspadaan dan berpindah – tempat ke tempat lainnya.

source : here
  "Kecuali pernah mengalaminya, tak seorang pun bisa memahami godaan ilmu pengetahuan. Dalam pelajaran lain, orang hanya bisa maju sejauh yang bisa diketahui orang sebelumnya. Tapi dalam penyelidikan ilmu pengetahuan selalu ada bahan untuk memperoleh penemuan dan keajaiban baru."

  Frankenstein bukanlah nama makhluknya seperti yang kita tau (termasuk saya) selama ini. Frankenstein adalah nama dokter yang menciptakan makhluk ini. Makhluk yang digambarkan sangat menakutkan karena besarnya tidak seukuran manusia normal lainnya dan wajah buruk rupanya yang membuat orang - orang akan lari tunggang langgang ketika pertama kali melihatnya, namun makhluk ini tidak termasuk monster super jahat antagonis yang suka memakan manusia pada awalnya makhluk ini sangatlah baik, dia mempelajari banyak hal tentang kebaikan manusia dan kehidupan, bahkan dia sangat haus akan kasih - sayang dan tidak pernah sedetik pun terfikirkan olehnya untuk menyakiti manusia tetapi karena sikap Frankenstein yang terus menerus mengacuhkannya, tidak diakui dan terlebih ketika permintaan makhluk ini kepada Frankenstein yaitu membuat makhluk pasangan wanita seperti dirinya tidak terpenuhi ia tiba-tiba berubah 180 derajat penuh kebencian dan keinginan terbesarnya adalah ingin menghancurkan kehidupan dan membunuh orang – orang yang disayangi penciptanya.

"Konstruksi jiwa kita memang sangat aneh. Kita hanya dihubungkan oleh ikatan yang sangat tipis menuju kebahagiaan dan kehancuran"

Di novel ini sangat menekankan kepada emosi dan rasa ketidak sabaran yang malah menjadi bumerang bagi si Frakenstein ini.  Hampir tidak ada konflik yang menurut saya terlalu berat, konflik terbesar Frankenstein sendiri menurut saya malah dirinya sendiri, karena awalnya mengapa ia menciptakan makhluk ini karena keinginannyalah yang terburu –terburu, tidak berfikir matang dan keinginannya mendapatkan pengakuan dan rasa keingintahuan yang menurut saya sangat clueless terutama karena ia ingin membuat makhluk bernyawa yang buruk rupanya tapi sekali lagi ia tidak menerima konsekuensi yang akan dihadapinya jika penemuannya gagal atau tidak sesuai keinginan hatinya.

"Adam diciptakan langsung oleh Tuhan sebagai makhluk yang sempurna. Ia berbahagia dan tak kekurangan sesuatu pun, serta mendapat perlindungan khusus dari Penciptanya. Ia bisa bercakap - cakap dan memperoleh pengetahuan dari makhluk yang lebih tingi dari derajatnya. Sedangkan aku memiliki rupa buruk, tidak berdaya, dan sebatang kara."

Halaman demi halaman yang saya baca rasa simpati plus terharu saya malah datang bertubi - tubi kepada si makhluk ini. Meskipun, dia seorang yang buruk rupa, monster yang dari tampangnya saja super duper menakutkan tapi kecintaan dan keinginannya untuk berbaur dengan manusia dan mendapatkan perlakuan yg baik dan haus kasih sayang sangat besar, terutama saat dia menceritakan hari-harinya tinggal menetap bersembunyi di sebuah gudang bekas milik keluarga miskin. Saat malam ia mencarikan kayu bakar kemudian disimpannya secara sembunyi - sembunyi setiap hari di depan pintu si keluarga miskin agar bisa dijual untuk menghidupi mereka tetapi ketika suatu saat makhluk ini menampakkan diri kepada si keluarga miskin agar bisa berkenalan, sebelum ia sempat menjelaskan siapa dirinya ia malah dipukuli habis – habisan oleh salah satu anak tertua dan diusir. Bagian yang ini sungguh membuat saya makin menaruh simpati kepada makhluk ini

Frankenstein's new cover! source: here
 Kalau dibandingkan dengan cover baru yang diterbitkan oleh Gramedia tahun ini, saya sekali lagi beruntung bisa menemukan cover lama frankenstein, cover hitam dengan font berwarna merah darah yang menurut saya sangat simpel tapi tetap memberi kesan dark, horror sekaligus misterius. saya pribadi lebih menyukai cover lamanya ;) untuk terjemahannya sangat memuaskan, tidak ada typo dan saya bisa mencernanya dengan baik.Semoga kedepannya Gramedia lebih banyak lagi menerbitkan buku-buku terjemahan bergenre klasik dengan terjemahan yang baik, bisa dicerna dan dengan cover yang memuaskan yang bisa membuat ngiler untuk membacanya.

Overall, 4 bintang untuk om monster yang (sebenarnya) baik hati :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar