Rabu, 28 Januari 2015

Book Review : Gone Girl by Gillian Flynn

Gone Girl
Author : Gillian Flynn
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-602-03-1072-5
Alih bahasa : Ariyantri Eddy Tarman
Genre : Mystery, Psychological Thriller, Adult, Fiction
Tebal :  616 Pages
Rating : ★★

Nick Dunne
Istriku menghilang. Tepat pada hari ulang tahun pernikahan kami yang kelima. Ketika pulang hari itu, aku mendapati sisa-sisa pergumulan di ruang duduk. Polisi mencurigaiku. Banyak kejanggalan muncul dari hasil penyelidikan. Parahnya, semua bukti mengarah kepadaku. Apa yang istriku lakukan terhadapku?

Amy Dunne
Dalam buku harian, aku menulis dia mungkin akan membunuhku. Kalau suatu hari aku ditemukan mati... yah, itu bukan lelucon yang lucu. Setahun belakangan aku sudah mempersiapkan diri. Agar suamiku tak macam-macam denganku.

Nick harus mengerahkan segala upaya untuk lepas dari penghukuman media dan publik, menghindar dari penjara dan bahkan hukuman mati. Menyelami isi kepala istrinya yang rumit dan perfeksionis, hanya itu satu-satunya cara.



Who are you?

What have we done to each other?


Review kedua di tahun 2015, Yohoo~ Senang sekali  pas tahu Gramedia akan menerjemahkan buku ini di tahun 2014, meskipun harganya lumayan mengiris hati tapi tak apalah karena syukurnya buku ini tidak mengecewakan saya sama sekali. Buku ini mengambil point of view dari kedua karakter utama pasangan suami-istri, Nick dan Amy dunne, dibagi menjadi 2 bagian di dalam buku, tetapi terbagi-bagi lagi dengan penghitungan waktu dimulai dari hari pertama Amy, istri Nick dunne menghilang.

Entah sudah berapa kali saya mengulang kata-kata ini "Gone Girl really left a big impression to me"  tetapi memang begitu kenyataannya. Rasanya ikut dibuat memutar otar sejak hari pertama hilangnya Amy bersama si suami yang malang, Nick. Sangat membingungkan dan benar-benar membuat penasaran di awal-awal cerita tapi ketika mendekati akhir, halaman demi halaman saya senang sekali karena rasa penasaran saya terjawab. Saya menyukai semua element di buku ini mulai dari plot cerita, twisted storynya, Treasure Hunt ala Nick & Amy, karakter-karakternya bahkan si Amazing Amy, yang karakternya bikin saya gemes. rasanya pengen destroy si Amy ini tapi gak bisa juga karena dia adalah inti cerita. Semacam kalau ga ada Amy ga rame #kutipiklan

“We weren’t ourselves when we fell in love, and when we became ourselves – surprise! – we were poison. We complete each other in the nastiest, ugliest possible way.”

Kalau dilihat dari endingnya saya gak bisa memastikan apakah itu happy ending atau sad ending kah? Happy ending buat Amy? Sad ending buat Nick? atau Happy ending buat kedua-duanya?

Karena filmnya sudah lebih dulu nangkring di laptop sebelum menyelesaikan bukunya, saya kadang gak sabaran pengen menonton Gone Girl sebelum menyelesaikan bukunya tetapi karena berfikir menonton film sama dengan 95% mengetahui spoiler endingnya. jadi saya tahan-tahan gak menonton sampai selesai baca. Tapi karena 2 hari yang lalu saya sudah selesai baca jadi tak ada alasan lagi dan jreng jrong jreng saya suka sekali Rosamund Pike memerankan karakter Amy, karakter sosiopathnya dapat banget begitupun dengan Ben Affleck, karakter suami malang-nya terasa sekali, karena Gone Girl pulalah Rosamund Pike masuk Best Actrees Nominee di ajang penghargaan bergengsi Oscar pada tahun 2014.

Setelah membaca Gone Girl saya jadi tidak ragu untuk membaca karya-karya Gillian Flynn yang lain, seperti Sharp Object dll, Gone Girl membuat saya tertarik untuk menyelami genre misteri, psikologi thriller bahakan sub-sub genrenya kedepannya, Tak hanya psikologi thriller ala Gillian Flynn tetapi dari penulis-penulis psikologi thriller lainnya. Novel ini kurekomendasikan bagi yang ingin mencari pengalaman membaca kisah cinta yang tidak biasa yang dibumbui misteri, dark dan kejutan-kejutan yang menyenangkan :p

 “Love makes you want to be a better man. But maybe love, real love, also gives you permission to just be the man you are.”

Aku seharusnya mencintai Nick terlepas dari kekurangannya. Dan Nick semestinya mencintaiku terlepas dari keanehanku. Tetapi jelas, tidak ada satupun dari kami yang melakukannya. Ini membuatku berpikir semua orang sangat salah, bahwa cinta yang seharusnya memiliki banyak syarat. Cinta menuntut kedua orang untuk menjadi yang terbaik setiap saat. Cinta tanpa syarat adalah cinta yang tidak disiplin, dan seperti yang kita semua sudah lihat, Cinta yang tidak disiplin adalah bencana

                                                     Review ini diikutsertakan dalam :
Chunky Brick Category

Tidak ada komentar:

Posting Komentar